Di Duga Masuk Angin , Publik Desak Kapolri Turun Tangan Dalam Kasus Ilegal Tapping Di Jambi

Dua Minggu Tanpa Kejelasan, Kasus Illegal Tapping Jambi Diduga “Masuk Angin” — Publik Desak Kapolri Turun Tangan

Muaro Jambi, 6 Oktober 2025 — Kasus dugaan keterlibatan oknum Brimob dan Polairud Jambi dalam praktik illegal tapping minyak mentah di jalur pipa Pertamina EP Field Jambi, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti.

Sudah dua minggu sejak penangkapan lima pelaku, dua di antaranya disebut merupakan anggota aktif kepolisian inisial FS dan RY. namun hingga kini belum ada kejelasan penanganan hukum dari pihak berwenang. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan publik, aktivis, hingga insan pers.

Sejumlah pihak menduga ada indikasi “main mata” dalam proses penyelidikan, mengingat lambatnya transparansi dan belum adanya rilis resmi dari institusi kepolisian terkait status dua oknum aparat yang disebut terlibat.

Aktivis Pergerakan Jambi, Amri S.Pd, menilai situasi ini berpotensi mencederai citra Polri di mata masyarakat.

“Jika benar ada oknum polisi yang terlibat, maka harus ditindak tegas. Tapi yang lebih mencemaskan adalah ketika institusi justru diam — ini bisa menimbulkan persepsi negatif dan mengikis kepercayaan publik,” ujarnya.

Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan aparat penegak hukum dalam kejahatan yang merugikan negara. Aksi illegal tapping di jalur trunk line Pertamina bukan hanya menimbulkan kerugian finansial besar, tetapi juga membahayakan lingkungan serta keselamatan warga sekitar.

Melihat lambatnya penanganan kasus, masyarakat dan elemen pers mendesak Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo serta Kadiv Propam Mabes Polri segera mengambil alih penyelidikan kasus ini dari Polda Jambi.

> “Ini bukan sekadar penegakan hukum, tapi soal menjaga marwah institusi. Polri tidak boleh tutup mata terhadap perilaku anggotanya sendiri,” tegas salah satu tokoh masyarakat Mestong yang enggan disebut namanya.

Publik berharap langkah tegas Kapolri dapat memutus praktik-praktik kotor di tubuh kepolisian daerah dan memastikan hukum ditegakkan tanpa pandang bulu.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Brimob dan Polairud Jambi belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan keterlibatan dua oknum anggotanya dalam kasus illegal tapping tersebut.

(Tim Investigasi)